Internet of things adalah suatu konsep atau program dimana sebuah objek memiliki kemampuan untuk mentransmisikan atau mengirimkan data melalui jaringan tanpa menggunakan bantuan perangkat komputer dan manusia. Internet of things atau sering disebut dengan IoT saat ini mengalami banyak perkembangan.
Perkembangan IoT dapat dilihat
mulai dari tingkat konvergensi teknologi nirkabel, microelectromechanical
(MEMS), internet, dan QR (Quick Responses) Code. IoT juga sering diidentifikasi
dengan RFID (Radio Frequency Identification) sebagai metode komunikasi.
Selain itu, juga mencakup teknologi berbasis sensor,
seperti teknologi nirkabel, QR Code yang sering kita jumpai. Kemampuan dari IoT
sendiri tidak perlu diragukan lagi. Banyak sekali teknologi yang telah
menerapkan sistem IoT, sebagai contoh sensor cahaya, sensor suara dari
teknologi Google terbaru, yaitu Google Ai, dan Amazon Alexa.
Dan yang terbaru saat ini, penerapan Smart City yang
sudah dilakukan di beberapa negara maju, seperti China dan Jerman. Sehingga,
segala bentuk aktivitas penduduk suatu kota dapat termonitoring dengan baik
oleh sistem dengan jaringan basis data berskala besar.
Unsur – unsur IoT
Setelah mengenal apa itu internet of things,
selanjutnya masuk pada pembahasan mengenai unsur–unsur IoT. Setidaknya,
terdapat lima unsur pembentuk dari internet termasuk juga kecerdasan buatan,
konektivitas, sensor, dan lain sebagainya. Berikut merupakan penjabarannya:
1. Artificial Intelligence
Artificial Intelligence (AI) atau
dalam bahasa Indonesia berarti kecerdasan buatan merupakan sebuah penemuan yang
dapat memberikan kemampuan bagi setiap teknologi atau mesin untuk berpikir
(menjadi “smart”). Jadi, AI disini dilakukan dengan mengumpulkan berbagai data,
pemasangan jaringan, dan pengembangan algoritma dari kecerdasan buatan. Sehingga,
dari yang awalnya sebuah mesin hanya dapat melaksanakan perintah dari pengguna
secara langsung, sekarang dapat melakukan berbagai aktivitas sendiri tanpa
menunggu instruksi dari pengguna. Misalnya saja, teknologi AI yang diterapkan
pada robot pelayan di sebuah restoran di Jepang. Dimana, kemampuan robot
tersebut dapat berpikir layaknya seorang pelayan manusia asli. Karena di dalam
sistem kendali robot tersebut telah menggunakan bantuan AI. Dengan mencakup
berbagai sumber data dan informasi secara lengkap dan algoritma yang kompleks.
2. Konektivitas
Konektivitas atau biasa disebut
dengan hubungan koneksi antar jaringan. Di dalam sebuah sistem IoT yang terdiri
dari perangkat kecil, setiap sistem akan saling terhubung dengan jaringan.
Sehingga dapat menciptakan kinerja yang lebih efektif dan efisien. Untuk
standar biaya pemasangan jaringan tidak selalu membutuhkan jaringan yang besar
dan biaya yang mahal. Anda juga dapat merancang sistem perangkat dengan
menggunakan jaringan yang lebih sederhana dengan biaya yang lebih murah.
3. Perangkat ukuran kecil
Di dalam perkembangan teknologi
masa kini, semakin kecil sebuah perangkat maka akan menghasilkan biaya yang
lebih sedikit, namun efektifitas dan skalabilitas menjadi tinggi. Sehingga di
masa yang akan datang, manusia dapat lebih mudah menggunakan perangkat
teknologi berbasis IoT dengan nyaman, tepat, dan efisien.
4. Sensor
Sensor merupakan unsur yang menjadi
pembeda dari IoT dengan mesin canggih yang lain. Dengan adanya sensor, mampu
untuk mendefinisikan sebuah instrumen, yang mana dapat mengubah IoT dari
jaringan standar yang cenderung pasif menjadi sistem aktif yang terintegrasi
dengan dunia nyata.
5. Keterlibatan aktif
Banyak mesin modern yang masih
menggunakan keterlibatan (engagement) secara pasif. Namun, yang menjadi pembeda
dari mesin yang lain, IoT telah menerapkan metode paradigma aktif dalam
berbagai konten, produk, serta layanan yang tersedia.
Cara kerja IoT
Cara kerja internet of things
adalah memanfaatkan sebuah argumentasi dari algoritma bahasa pemrograman yang
telah tersusun. Dimana, setiap argumen yang terbentuk akan menghasilkan sebuah
interaksi yang akan membantu perangkat keras atau mesin dalam melakukan fungsi
atau kerja. Sehingga, mesin tersebut tidak memerlukan bantuan dari manusia lagi
dan dapat dikendalikan secara otomatis. Faktor terpenting dari jalannya program
tersebut terletak pada jaringan internet yang menjadi penghubung antar sistem
dan perangkat keras. Tugas utama dari manusia adalah menjadi pengawas untuk
memonitoring setiap tindakan dan perilaku dari mesin saat bekerja.
Kendala terbesar dari pengembangan
Internet of things adalah dari sisi sumber daya yang cukup mahal, serta
penyusunan jaringan yang sangat kompleks. Biaya pengembangan juga masih
terlampau mahal dan tidak semua kota atau negara telah menggunakan IoT sebagai
kebutuhan primer mereka.
Contoh internet of things
Banyak sekali contoh dari penerapan
IoT dalam kehidupan sehari – hari yang tanpa anda sadari sangat dekat dengan
anda. Berikut merupakan beberapa contoh bidang yang telah menerapkan teknologi
IoT.
1. Bidang kesehatan
Contoh internet of things yang
pertama dalam bidang kesehatan. Saat ini, banyak sekali teknologi advanced yang
dapat membantu kinerja dari dokter maupun tenaga medis. IoT juga membuat sebuah
terobosan baru dalam pengembangan mesin dan alat medis untuk mendukung kinerja
dari tenaga medis agar lebih efektif, tepat, dan mengurangi resiko kesalahan.
Salah satu contoh dari keberadaan
IoT dalam dunia kesehatan adalah membantu dalam proses pendataan detak jantung,
mengukur kadar gula tubuh, mengecek suhu tubuh dan lain sebagainya. Data yang
diperoleh akan disimpan dalam penyimpanan data berskala besar. Saat ini lebih
dikenal dengan big data. Dengan menggunakan big data mampu membaca informasi
dan data yang berupa angka atau teks secara cepat, dan efisien. Tenaga medis
tidak perlu lagi untuk mencatat secara manual, karena semua informasi dapat
ditampung dalam basis data dan akan dikirimkan pada mesin IoT untuk menjalankan
tugas sesuai dengan algoritma yang dikembangkan.
2. Bidang energi
Dalam bidang energi, terdapat
bervariasi permasalahan yang timbul. Mulai dari polusi atau pencemaran,
pemborosan, dan berkurangnya pasokan sumber daya. Oleh karena itu, dengan
adanya IoT sendiri mampu untuk mengurangi beberapa resiko tersebut. Misalnya
saja, dengan penerapan sensor cahaya mampu untuk mengurangi penggunaan energi
listrik. Dengan sensor tersebut, mampu menangkap partikel cahaya, sehingga saat
cahaya tersebut banyak maka lampu akan mati. Namun, saat tidak ada pasokan
cahaya, maka lampu akan otomatis menyala.
Kemudian, juga dapat menerapkan
pada fungsi penjadwalan yang dilakukan pada mesin oven, mesin pemanas yang
telah terintegrasi dengan jaringan internet. Dan contoh konkret yang sering
kita jumpai adalah pada smart TV yang telah menerapkan IoT untuk metode
pencarian channel disesuaikan dengan pilihan pengguna (user).
3. Transportasi
Teknologi cerdas juga telah
mencapai bidang transportasi umum. Biasanya, anda selalu mengendarai sebuah
mobil sendiri sesuai dengan aturan dan kemampuan berkendara yang telah anda
pelajari. Namun, apakah anda sudah mengetahui saat ini ada penemuan terbaru,
dimana anda dapat menjalankan mobil tanpa mengemudi sendiri. Mobil tersebut
dapat berjalan sendiri sesuai dengan prosedur dan terprogram dengan baik. Jadi,
anda dapat merasakan sensasi seperti. pada sistem autopilot di pesawat. Tahap
pengembangan kendaraan tersebut masih diujicobakan di beberapa negara maju. Selain
kendaraan, sistem lalu lintas juga termasuk dalam cakupan internet of things.
Dengan IoT, mampu untuk mengontrol berbagai sistem lalu lintas saat kondisi
macet maupun sepi. Sehingga, mampu mengurangi resiko angka kecelakaan dan
pelanggaran lalu lintas yang terjadi.
4. Lingkungan umum
Contoh internet of things yang
terakhir yaitu dalam bidang lingkungan umum. Dimana segala aktivitas manusia,
tumbuhan, maupun hewan dapat dipantau dan diawasi dengan menggunakan teknologi
IoT. Misalnya saja, untuk melakukan penelitian kualitas air harus dibutuhkan
sumber informasi yang akurat dan terpercaya. Dengan bantuan internet of things,
mampu untuk mencari sumber data secara valid dan cepat. Tidak hanya itu,
cakupan wilayah geografis yang disajikan juga cukup luas dan dapat menjangkau
lebih banyak daerah. Dengan bantuan big data, permasalahan mengenai kecepatan transfer
data dan pembacaan data-data tertutupi dengan baik.
Memang, alokasi dana yang harus
dipersiapkan juga sangat besar. Namun, hasil yang didapat juga semakin besar
pula. Selain itu, juga dapat digunakan sebagai alat pengukur aktivitas vulkanik
maupun gempa bumi. Sehingga, mampu memberikan prediksi atau perkiraan lebih akurat
mengenai akan terjadinya sebuah bencana alam.
Manfaat internet
of things
Setelah mengetahui dengan rinci
mengenai contoh internet of things, berikutnya masuk pada pembahasan mengenai
manfaat internet of things. Manfaat disini dapat dibagi menjadi tiga bagian.
1. Memudahkan proses konektivitas
Manfaat IoT yang pertama adalah memudahkan dalam
proses konektivitas antar perangkat atau mesin. Semakin koneksi antar jaringan
baik, maka sistem perangkat dapat berjalan dengan lebih cepat dan fleksibel. Anda
mungkin masih banyak yang menggunakan alat konvensional, namun apabila anda
mencoba untuk mengoperasikan sebuah sistem secara terpusat hanya melalui
perangkat mobile, maka jawabannya yang pasti adalah dengan menggunakan
teknologi cerdas.
2. Ketercapaian efisiensi
Manfaat internet of things yang
kedua adalah tercapainya efisiensi kerja. Semakin banyak konektivitas jaringan
yang terbentuk, semakin kecil pula jumlah penurunan waktu untuk melakukan
tugas. Sehingga, aktivitas dan kinerja manusia menjadi lebih terbantu dengan
adanya IoT.
3. Meningkatkan efektivitas monitoring kegiatan
Dengan menggunakan internet of
things, efektivitas untuk mengontrol dan monitoring sebuah pekerjaan menjadi
lebih mudah. Selain itu, teknologi cerdas juga mampu untuk memberikan
rekomendasi atau alternatif pekerjaan yang lebih mudah bagi pengguna.
Kesimpulan
Internet of things adalah sebuah
konsep dimana objek mampu mengirimkan data menggunakan jaringan untuk melakukan
aktivitas kerja tanpa bantuan dari manusia atau interaksi dengan perangkat
komputer.
Unsur – unsur IoT terdiri dari
beberapa bagian, seperti konektivitas, Artificial Intelligence (AI), perangkat
sistem kecil, sensor, dan active engagement. Cara kerja dari IoT diciptakan
dengan membuat argumentasi algoritma pemrograman, untuk menghasilkan interaksi
program dengan jaringan internet sebagai penghubung antara kedua hal tersebut.
Contoh penerapan IoT dapat
dilakukan di berbagai bidang seperti kesehatan, transportasi, lingkungan,
energi, dan lain sebagainya. Manfaat utama dari internet of things adalah
ketercapaian efisiensi, efektivitas, dan konektivitas.